saya akan membahas sedikit tentang tradisi Makepung dari Bali
Ada yang pernah dengar tentang Makepung?
Makepung adalah tradisi adu balap kerbau untuk
membajak sawah dari Bali. Tepatnya di daerah Bali Barat Jembrana. Sekilas mirip
dengan Karapan sapi dari Madura, hanya saja Makepung menggunakan Kerbau bukan
sapi. Karena bagi mereka sapi adalah hewan suci
Peraturan Makepung juga cukup unik karena pemenang
tidak ditentukan dari siapa yang sampai duluan, tapi pemenang ditentukan dari
peserta yang paling depan dapat menjaga jarak sepanjang 10 meter dari peserta
lain selama pertandingan, dan kalau peserta yang dibelakang dapat mempersempit
jarak menjadi kurang dari 10 meter, maka yang dibelakang yang akan menang.
Jalur lomba Makepung berbentuk huruf U, sedangkan
track nya adalah tanah.
Makepung berawal dari para petani yang melakukan
permainan di sela-sela pembajakan sawah di musim panen, mereka saling beradu
cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan
oleh seorang joki.
Kegiatan iseng itu menjadi berkembang dan banyak
peminatnya. Tidak hanya petani, para pegawai dan pekerja lainnya menjadi
tertarik dengan tradisi ini. Banyak yang mengikuti lombanya atau hanya sekedar
menjadi pendukug.
Mekepung dilaksanakan setiap hari Minggu dan dapat
disaksikan mulai bulan Juni sampai Oktober.
Sirkuit Mekepung di jalan yang ada di sawah untuk
pertandingan lokal ada di Dlod Brawah, Mertasari Loloan Timur, Tegal Berkis
Desa Banyubiru, Temuku Aya Desa Tegalcangkring dan Kaliakah.
Sedangkan sirkuit Mekepung untuk pertandingan Bupati
Cup dan Gubernur Cup ada di sirkuit Mekepung Desa Dlod Brawah yang ada di
pinggir pantai dan sirkuit Mekepung di Tegal Berkis yang ada di Desa Banyubiru.
Tapi dalam tradisi ini ada yang tidak enak dilihat,
yaitu saat para joki harus memukul kerbau-kerbau nya dengan kayu yang dipasang
paku agar mereka memenangkan pertandingan. Pukulan dari joki tersebut membuat
punggung kerbau-kerbau itu luka dan berdarah.
Menurut si pemilik Kerbau hal ini tidak apa-apa Karena
mereka dapat mengobati luka di punggung kerbau tersebut dengan menggunakan geth
pohon pisang.
Makepung tidak disarankan untuk di tonton oleh anak
kecil dan pecinta binatang Karena ada kekerasan.
Makepung sendiri termasuk budaya yang harus
dilestarikan, Karena Makepung sudah mulai dilupakan seiring dengan perkembangan
teknologi, Karena banyak para petani membajak sawah sudah menggunakan mesin.
Karena itulah pemrintah dan masyarakat khususnya di
Jembrana Bali harus menjaga dan melestarikan tradisi tersebut. Karena tradisi ini dapat mendatangkan banyak
wisatwan, sehingga akan banyak yang meng ekspos dan bisa terkenal hingga
mancanegara. Hal yang menguntungkan lainnya yaitu dapat meningkatkan
perekonomian di Kabupaten Jembrana.
Refresni :
http://khususprank.blogspot.co.id/2014/06/makalah-tradisi-makepung-di-jembrana.html
Komentar
Posting Komentar