CERITA RAKYAT
TIMUN MAS
Pada
zaman dahulu hiduplah seorang janda tua yang tinggal sorang diri tanpa ada
seorang pun dirumah yang menemaninya, sehari-hari ia bekerja sebagai petani,
tahun demi tahun ia semakin tua dan mulai cepat lelah, sedari dulu ia
mendambakan kehadiran seorang anak sehingga ia berdo’a setiap malam agar
mendapatkan seorang anak.
Pada
suatu hari, tiba-tiba muncul raksasa dengan wajah menyeramkan di depan
rumahnya, terkejutlah wanita tua ini ia menanyakan maksud kedatangan raksasa
tersebut. Maksud kedatangan raksasa tersebut adalah ia ingin agar wanita tua
tersebut mengurus biji timun yang ia berikan, si wanita tua menyanggupinya.
Sore
harinya, wanita tua tersebut menanam biji terebut di lahan tempat ia menanam
sayur-sayurannya. Dua minggu kemudian tanamannya sudah berbuah lebat, tetapi
ada satu buah yang menarik perhatian si wanita tua, yaitu buah timun yang
sangat besar dan berwarna emas.
Setelah
siap di panen ia memetic timun-timun tersebut tetapi timun yang berwarna emas
dia simpan, Karena penasaran akhirnya ia membelahnya dengan hati-hati, tak
disangka ternyata isinya adalah seorang bayi perempuan yang sangat cantik,
betapa terkejutnya ia, seketika ia menangis terharu dan sangat bersyukur
akhirnya ia memiliki seorang anak.
4
bulan berlalu raksasa datang kerumah si wanita tua untuk meminta timun yang ia
tanam. Diberikanlah timun-timun yang diinginkan raksasa, tetapi raksasa merasa
aneh Karena timun yang berwarna emas tidak ada, wanita tua berbohong dengan
mengatakan bahwa timun yang berwarna emas belum siap panen, tetapi raksasa
tidak percaya dan mengancam wanita tua itu jika ketahuan bila ia berbohong.
Akhirnya mereka berdua membuat perjanjian, pada umur 17 tahun si raksasa ingin
buah timun yang berwarna emas dikembalikan, akhirnya disanggupi oleh wanita
tua.
Buah
timun yang berwarna emas tersebut diberi nama Timun Mas, wanita tua ini sangat
menyayangi Timun Mas, mereka melakukan segala kegiatan bersama. Timun Mas
tumbuh menjadi anak yang sangat cantik, rajin
dan sangat menyayangi ibu angkatnya.
Setiap
tahun si raksasa selalu mendatangi rumah wanita tua untuk menagih janjinya,
tapi setiap raksasa dating kesana Timun Mas selalu belum cukup umur, hingga
pada suatu hari, wanita tua sangat sedih karena timun mas sudah berumur 17
tahun dan akan segera dikembalikan oleh raksasa. Wanita tua memutuskan untuk
menceritakan kejadian sesungguhnya pada Timun Mas dan wanita tua ingin agar
timun mas melarikan diri.
Pagi
yang tidak diinginkan oleh wanita tua telah tiba, si raksasa telah menunggu di
depan pinyu wanita tua dengan air liur yang menetes kelaparan ia menanyakan
Timun Mas, ia tau bahwa tahun ini Timun Mas sudah berumur 17 tahun dan sudah
siap untuk dia bawa lalu dimakan. Wanita tua menyuruhnya untuk menunggu
sebentar. Ternyata Timun Mas diberikan bekal berupa jarum, garam dan terasi,
wanita tua mengatakan agar gunakan benda-benda tersebut dalam keadaan genting.
Akhirnya
diserahkanlah timun mas kepada raksasa, wanita tua itu dengan berat hati
memberikan timun mas kepada raksasa tersebut. Sebelum timun mas pergi mereka
berdua berpelukan dan wanita tua mengatakan agar timun mas segera melarikan
diri dari raksasa.
Dalam
setengah perjalanan, raksasa sudah ingin memangsa Timun Mas, segeralah Timun
Mas melarikan diri, Timun Mas merasa lelah dan ia teringat nasihat ibunya agar
menebarkan jarum, maka ia tebarkan jarum tersebut yang ternyata berubah menjadi
duri-duri raksasa membuat kaki raksasa terluka dan ia merasa kesakitan. Tapi
ternyata itu tidak membuat raksasa gentar, ia tetap mengejar Timun Mas. Ketika
Timun Mas berlalri ia tersandung batu dan kesulitan untuk berdiri sehingga ia
menebarkan garam yang ternyata berubah menjadi lautan, tenggelam lah si raksasa
Timun Mas kembali berlari dan merasa senang karena ia berpikir raksasa sudah
tenggelam, ternyata raksasa tidak tenggelam dan kembali mengejar Timun Mas.
Merasa
putus asa, Timun Mas menghadapi raksasa tersebut dengan gemetar. Terasi adalah
bahan dari ibunya yang masih ia miliki, dengan penuh harapan ia tebarkan terasi
tersebut yang ternyata berubah menjadi lumpur hisap, terhisaplah raksasa
tersebut dan lenyap seketika.
Dengan
perasaan bahagia Timun Mas kembali kerumah nya, ibunya hampir tidak percaya
dengan apa yang dilihatnya, mereka berpelukan dalam tangis bahagia. Mereka
hidup bahagia selamanya.
Saya mengetahui cerita ini pertama kali saat Ibu saya membelikan kaset Cerita Rakyat ini. Setelahnya saya sering melihat cerita ini di buku pelajaran saat masih duduk di Sekolah Dasar.
Komentar
Posting Komentar